Wednesday 29 November 2017

Cara Harmoni 3 Roda Melakukan Reklamasi Tambang

http://www.melfeyadin.web.id/2017/11/cara-harmoni-3-roda-melakukan-reklamasi-tambang.html
Cara Harmoni 3 Roda Melakukan Reklamasi Tambang
Selama ini sering banget mendengar kata reklamasi di media-media pemberitaan, baik di televisi, koran, media online, bahkan di sosial media pun teman-teman ramai sekali membahas mengenai reklamasi ini, yang kita tahu terjadi di ibu kota Jakarta yang menjadi berita kontroversial dari rencana untuk Reklamasi Teluk Jakarta oleh gubernur sebelumnya. Well, saya sendiri nggak begitu paham dan mengikuti berita tersebut, namun dari ramainya berita, saya akhirnya mencari tahu, apa sih yang dimaksud dengan reklamasi itu? Apalagi ketika kemarin saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung, melihat langsung hasil dari reklamasi tambang yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) Yang berlokasi di Citeureup, Bogor pada hari Rabu 22 November 2017 yang lalu. Reklamasi tambang yang dilakukan Indocement ini memang tidak ada hubungannya dengan berita yang ramai tersebut. Tapi mari kita cari tau, apa saja yang sudah dilakukan Indocement dalam melakukan reklamasi, dan apa pula yang dimaksud dengan reklamasi tambang itu?
Jadi yang dimaksud dengan reklamasi tambang ini adalah usaha atau kegiatan melakukan perbaikan atau pemulihan lahan setelah aktivitas pertambangan selesai dilakukan, agar lahan bekas tambang tersebut dapat berfungsi dan berdaya guna kembali. Dan pada tanggal 22 November yang lalu, saya dengan beberapa teman blogger diberikan kesempatan untuk melongok langsung ke area lahan exs pertambangan Indocement, dan keliling komplek pabrik yang ada di Citeureup, yang notabene tidak begitu jauh dari rumah saya di daerah Cibinong.





Reklamasi tambang ini merupakan program CSR dari Indocement untuk masyarakat atau warga di sekitar pabrik. Namun menurut Pak Aditya Purnawarman, CSR Citeureup Dept. Head, program CSR yang dilakukan Indocement ini tidak melulu harus bagi-bagi uang, namun diubah dengan membuat program pemberdayaan masyarakat, jadi dipikirkan betul bagaimana program ini bisa bermanfaat untuk warga sekitar serta berkelanjutan dan berkesinambungan. Karena tidak bisa dipungkiri, bahwa akvitas pertambangan itu berakibat tidak baik. Dulu pabrik semen itu full polusi. Tapi pelaku industri sekarang semakin pintar dan mau mengikuti regulasi tentang pemeliharaan lingkungan dan sesuai undang-undang yang berlaku di Negara ini.

View di atas Bukit Kapur Pertambangan
Oleh karena itu Indocement tidak ingin aktivitas pertambangan yang lahannya ada di tengah-tengah permukiman warga tersebut menggangu dan merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar, terutama untuk para petani yang berdekatan langsung dengan lahan pertambangan.


Ada 3 lokasi yang kami kunjungi hari itu, namun sebelum menuju ke sana, kami mendapatkan pembekalan terlebih dahulu, terutama perihal keselamatan memasuki area pertambangan, serta peraturan-peraturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kunjungan, jaket dan helm sesuai standar wajib dikenakan. Selama perjalanan dari guest house sampai ke area tambang, kami melewati 10 pabrik semen yang kabarnya terbesar di dunia. Selain itu, ada bengkel dan workshop kerajinan untuk motor dibawah binaan CSR Indocement. Dari SMK teknik dilatih untuk mendukung operasional pekerja yang bekerja sama dengan Honda.
Ada pula sistem pengolahan sampah. Sampah-sampah yang berasal dari pabrik dan lingkungan sekitar diolah menjadi bahan bakar, sehingga sampahnya zero waste. Di dalam komplek pabrik juga, terdapat poliklinik yang melayani para pekerja dan masyarakat sekitar, dan ini juga termasuk dalam program CSR Indocement di bidang kesehatan. Di komplek ini ada pabrik tertua juga, yang dibangun pada tahun 1975. Selama perjalanan kami menemukan sekelompok kupu-kupu kuning berterbangan di area pertambangan, di tengah pohon-pohon dan rumput liar yang hijau. Ini membuktikan bahwa penambangan yang dilakukan Indocement tidak menganggu ekosistem mahluk hidup sekitarnya. 

Gerakan Tani Mandiri (GTM) 

Lokasi yang kami datangi adalah Desa Leuwikaret, Citeureup di kawasan Quarry D, Kompleks Pabrik Citeureup. Yang termasuk dalam program reklamasi tambang, dinamakan kelompok Gerakan Tani Mandiri (GTM). Jadi untuk menjalankan program CSR ini, Indocement melakukan pembinaan langsung kepada para petani dan warga sekitar, gunanya untuk mengurangi pengangguran dan penambangan illegal oleh warga. Dalam dukungannya Indocement menyediakan lahan seluas 18,6 hektar, namun baru digunakan 5 hektar oleh petani, disediakan juga bibit tanaman, pupuk serta peralatan pertanian untuk kegiatan GTM. Serta memberikan pelatihan pertanian dan juga membantu dalam penjualan produk-produk pertanian. Ada sekitar 27 petani yang tergabung dalam program GTM ini, yang baru berjalan selama 2 tahun sejak Juli 2015 yang lalu.

Kebun yang dikelolah oleh GTM

Masing-masing petani ini omset perbulannya dapat mencapai Rp.500-1,5 juta . Itupun tergantung dari musim, jenis tanaman, dan juga luas lahan yang dikelola petani GTM. Dan mereka ini bercocok tanam dengan cara tumpang sari dan selalu berganti jenis komoditinya. Jahe merah, cabai, papaya, timun, petai, kacang tanah, serai, kacang panjang, tanaman obat-obatan dan jenis tanaman hortikultur lainnya tumbuh subur di sini. Saat kami ke sana, petani menunjukkan kebun buncis yang sedang tumbuh. Memang ada beberapa jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh dengan baik. Saat pulang saya dibekali pohon serai dan jahe untuk ditanam kembali di rumah. Terima kasih. 

Mata Air Cikukulu 

Setelah melihat-lihat langsung di lahan pertanian yang dikelolah oleh GTM, lokasi selanjutnya yang kami datangi adalah Mata Air Cikukulu yang ada di Desa Lulut, Citeureup, masih di kawasan Quarry D, luas area konservasi mata air ini mencapai 5 hektar. Walaupun masuk area pertambangan, mata air ini memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Pada musim kemarau mata air ini tidak kering sehingga masyarakat sekitar dapat memanfaatkan mata air untuk kebutuhan sehari-hari. Ada kurang lebih 500 KK dari dua desa yang menggunakan air bersih dari aliran pipanisasi yang dilakukan Indocement untuk kebutuhan warga.

Mata Air Cikukulu
Namun walaupun Indocement membuka akses untuk masyarakat, ada zona larangan tambang yang diberlakukan, ini supaya kualitas mata air tetap terlindungi dan terjaga. Indocement juga memantau ketinggian air setiap dua minggu sekali sejak tahun 2007. Dan melakukan uji kualitas setiap enam bulan sekali. Airnya benar-benar jernih dan bersih, dilakukan juga penghijauan di sekitar mata air agar kualitas air tetap terjaga. 

Kebun Tegal Panjang 

Terakhir nih, lokasi yang kami kunjungi yang masuk dalam CSR program reklamasi tambang yang dilakukan Indocement adalah Kebun Tegal Panjang. 

Di kebun ini kami langsung disambut oleh Pak Hilman dan barisan pohon jati yang berjejer rapi, Pak Hilman yang lulusan sarjana pertanian menjelaskan tentang Kebun Tegal Panjang, yang luasnya mencapai 12 hektar. Tidak hanya pohon jati yang di tanam di sini, tapi vegetasi berbatang keras dan lunak lainnya ditanam di situ.

Pak Hilman
Kami diajak untuk berkeliling kebun, untuk melihat dan mengetahui banyak tentang tanaman di sana. Salah satu tanaman budidaya yang bernilai ekonomi dari kebun ini adalah Pohon Cinta. Jika kita sering melihat daun-daun berkelopak yang sering digunakan pengusaha bunga untuk bahan dekorasi di acara-acara pernikahan dan lainnya. Itu adalah pohon Cinta. Kebun Tegal Panjang membudidayakan pohon ini untuk memasok kebutuhan yang ada. Dan penjualannya tergantung dari besar kecilnya ukuran daun.

Aki sedang memanen Pohon Cinta
Kebun Tegal Panjang ini adalah garapan pasca tambang dan dimanfaatkan sebagai laboratorium pertanian atau perkebunan. Dikelola oleh 10 orang petani, dua pengawas dan 8 petani kebun dari desa mitra Indocement. Omset petani di kebun ini bisa mencapai Rp. 800 sampai 2 juta perbulan. 

Jenis pohon atau tanaman yang ditanam di Kebun Tegal Panjang berbeda dengan yang ada di lahan petani GTM sebelumnya. Di sini ada pohon Kemiri, pohon Maja, pohon Kedondong, Hanjuang, Mahoni dan beberapa yang lain. Termasuk tanaman rempah dan hias lainnya. Semua dibudidayakan di sini. 

Pohon Maja
Di kebun ini kami mendengar sirine atau tanda sedang terjadinya peledakan, penambangan yang ada di area Quarry D, namun berlokasi agak jauh dari kebun yang sedang kami datangi. Namun untuk menjaga keselamatan, kami di tahan sejenak untuk kembali. 

Setelah selesai mengunjungi 3 lokasi lahan, kami diberi kesempatan untuk berfoto di photobooth di dumb truck yang sedang parkir. Seru, karena truck untuk mengangkut hasil tambang ini besar sekali.

Narsis
Sekilas tentang Indocement dan lahan reklamasi. 

PT Indocement memiliki 3 kompleks pabrik, pertama Kompleks Pabrik Citeureup di Bogor dengan jumlah 10 pabrik, kedua Kompleks Pabrik Palimanan di Cirebon dengan jumlah 2 pabrik, dan terakhir ada 1 pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dari penggabungan 6 perusahaan tahun 1985 Indocement pertama kali berdiri.  yang pabrik pertamanya mulai beroperasi pada 1975. Di tahun-tahun berikutnya PT Indocement terus melakukan pengembangan dan pembangunan, mengakuisi pabrik baru dan menambah plant pabrik. Pada 2001, mayoritas saham Indocement dipegang HeidelbergCement Group. Saat ini Indocement memiliki 7 fasilitas distribusi semen atau terminal semen di berbagai daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Lombok, Sidoarjo, Samarinda, Cilegon dan Pontianak.

Pabrik Indocement
Indocement adalah satu-satunya produsen semen putih. Selain itu produk semen yang diproduksi Indocement antara lain: 

- Ordinary plant cement (OPC) 
- Portland composite cement (PCC) 
- Pozzolan Portland Cement (PPC) 
- White cement - Oil well cement (OWC) 
- TR30 - Acian Putih - Slag Cement 
- Dan beton siap pakai. 

Lahan reklamasi di Quarry D ini mencapai 67 hektar dan terbagi 65 post. Pohon-pohon yang ditanam kembali di lahan reklamasi ini sudah mencapai kurang lebih 10.000 batang.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin