Sunday 25 March 2018

Kombinasi Vitamin Neurotropik Bisa Mengurangi Kerusakan Saraf Tepi


Mungkin selama ini kita merasa, kenapa sih kaki kita sering kesemutan atau kaki terasa kebas, kram dan seperti nggak ada rasanya? Apa penyebabnya, terus bagaimana cara untuk mengurangi kesemutan itu? Biasanya, kita nggak terlalu aware dengan masalah ini, kan? Kita menganggapnya hal biasa - nanti juga sembuh - yang hal ini sering kita sepelekan. Padahal, ini merupakan tanda-tanda bahwa ada saraf di anggota tubuh kita yang nggak beres, dan jujur saja, selama ini saya seperti itu, nggak banyak tau tentang apa itu Neurotropik. Yang menjadi pembahasan dalam Konferensi Pers, Jumat 16 Maret 2018 kemarin, tentang Studi Klinis NENOIN 2018 - Kombinasi Vitamin Neurotropik Terbuksi Mengurangi Gejala Kerusakan Saraf, di Singosari Room, Hotel Borobudur, Jakarta. 
Dengan beberapa narasumber yang ahli dibidangnya. Ada Prof. Dr. Rima Obeid dari Saarland University Hospital, Jerman, yang menyampaikan dan menjelaskan tentang pentingnya mengonsumi kombinasi vitamin Neurotropik (B1, B6, B12) dan gangguan pada saraf tepi jika kita kekurangan Vitamin tersebut. Lalu ada dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) sebagai ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat.


Sebelum membahas tentang manfaat Kombinasi Vitamin Neurutropik. Kita cari tau dulu yuk, seperti apa kerusakan saraf tepi (Neuropati) dan apa akibatnya jika kita kekurangan vitamin Neurotropik.
Neuropati atau suatu kondisi dan kerusakan saraf pada manusia, yang ditandai dengan adanya gejala-gejala yang seperti saya sebutkan di atas. Seperti kesemutan, kebas, kram. Jika dibiarkan gejala-gejala tersebut pastinya akan mempengaruhi kualitas hidup kita ke depannya. Jadi jangan biarkan Neuropati mengganggu produktivitas kita.


Beberapa faktor penyebab terjadinya gejala tersebut, di antaranya karena gaya hidup kita sehari-hari. Seperti menggunakan sepatu dengan tumit yang tinggi, minum-minuman beralkhol ataupun merokok.
Kurang gerak dan melakukan aktivitas yang berulang-ulang juga punya resiko tinggi terkena gangguan saraf tepi. Seperti: Chatting di smartphone, mengendarai motor, memasak, menjahit dan mengetik di komputer/laptop. Selain itu, penderita diabetes dan juga faktor usia juga mempengaruhi, orang tua rentan mudah terkena gangguan neuropati, karena menurunnya fungsi saraf. Dan yang paling utama tentunya karena kekurangan vitamin Neurotropik (B1, B6, dan B12). 

Berikut fungsi masing-masing Vitamin.
Vitamin B1 : Vitamin dengan fungsi sebagai sumber energi
Vitamin B6 : Vitamin yang mampu meningkatkan transmisi nadi saraf
Vitamin B12 : Vitamin yang manfaatnya untuk memulihkan dan menjaga keutuhan sel saraf dari kerusakan.

Kekurangan B12 bisa menyebabkan konsekuensi yang buruk pada kesehatan, seperti anemia, gangguan pada otak yang akan mempengaruhi terhadap ingatan, yang parahnya mungkin akan menyebabkan dementia pada seseorang. Akibatnya, cara berpikir dan interaksi pasien akan berubah, kemampuan motoriknya juga akan berpengaruh.


Oleh karenanya, Merck sebagai perusahaan sains dan teknologi terkemuka, yang berfokus pada sektor kesehatan, life science dan performance materials, ini terus mengembangkan teknologi yang dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas kehidupan. Merck yang selalu konsisten dan mendukung dalam setiap kampanye akan kesadaran tentang untuk melawan neuropati.

Studi Klinis NENOIN (Non Intervensi) ini merupakan bentuk komitmen Merck dalam kampanye tersebut.  Terlaksananya Studi Klinis NENOIN 2018 ini juga berkat kerjasama dengan PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia). Yang tujuannya kurang lebih sama dengan Merck, yakni: Membantu upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia, khususnya dalam menangani kesehatan saraf. Perdossi juga terus berupaya dalam meningkatkan pendidikan, mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan saraf.

Studi Klini NENOIN ini sendiri merupakan Studi Klinis untuk mengenal lebih dalam tentang kesehatan saraf tepi, yang pertama kalinya diadakan di Indonesia, dan sudah dipublikasikan di Asian Journal of Medical Sciences 2018.

Studi ini membuktikan bahwa mengonsumi kombinasi Vitamin Neurotropik secara rutin dan berkala, terbukti secara signifikan mampu mengurangi gejala Neuropati. Dan Studi Klinis ini juga membuktikan bahwa, kombinasi Vitamin Neurotropik memiliki profil toleransi yang baik, sehingga aman untuk dikonsumi jangka panjang oleh pasien dengan gejala gangguan neuropati.

Namun, hal apa saja yang dilakukan dalam penelitian ini? Apa saja treatment yang dilakukan terhadap pasien, sehingga Studi Klinis NENOIN 2018 ini berhasil dan terbukti dalam menangani masalah pada saraf tepi?


Sedikit yang saya ketahui dari paparan dr. Manfaluthy Hakim, pada konferensi pers hari itu, bahwa studi ini melibatkan kurang lebih 411 pasien dari 9 kota besar di Indonesia dengan rentang usia 18-65 tahun. Studi ini dilakukan pada pasien dengan etiologi yang berbeda, seperti diabetes, carpal tunnel syndrome, idiopathic dan penyebab lainnya. Di minggu kedua selama studi, sudah terlihat perubahan dan menunjukkan hasil yang baik pada pasien terhadap gejala neuropati. Dan di akhir Studi (12 minggu) ditemukan juga bahwa kualitas hidup responden (pasien) meningkat dan mengalami perbaikan. Efek sampingnya juga relatif kecil. Sehingga, hasil dari Studi Klinis NENOIN ini membuktikan bahwa, mengonsumsi Kombinasi Vitamin Neurotropik tidak hanya mencegah, namun bisa juga mengurangi gejala-gejala kerusakan sarat tepi yang sering kita alami. Adapaun dosis yang dianjurkan adalah satu tablet sehari vitamin Neurotropik, Neurobion (warna putih) dan Neurobion Forte (warna pink).

1 comment:

  1. Untungnya aku g hobi pakai sepatu tinggi kecuali pas kondangan atau acara tertentu yang minimalis pakainya. Gitu aja masih sering kesemutan wkwk. Ternyata itu gejala kerusakan saraf tepi ya. Duhh kudhu jaga kesehatan dan pola hidup nih mulai sekarang.

    ReplyDelete

Terima Kasih - @melfeyadin