Friday 4 June 2021

Cara Menjaga Kesehatan dan Kebersihan Saat Menstruasi

Kapan pertama kali kamu mendapatkan haid atau menstruasi? Kalau saya, ketika baru mulai duduk di bangku SMP. Dulu saya termasuk yang telat mendapatkan haid dibanding teman-teman sebaya lainnya, yang rata-rata mendapatkan menstruasi saat masih di Sekolah Dasar.
Masih terekam dengan jelas bagaimana excited-nya saya waktu itu ketika menemukan setitik noda warna merah di pakaian dalam yang saya kenakan. Rasa bahagia dan rasa takut bercampur menjadi satu.

Bahagia karena itu tandanya saya menjadi remaja yang sehat, tidak perlu begitu khawatir alat reproduksi saya bermasalah, karena haid pertama kali adalah yang paling ditunggu-tunggu yang menandakan pula bahwa sebagai seorang perempuan saya sudah menjalani salah satu kodrat dari Tuhan.

Sedangkan rasa takut yang saya terima ialah, itu menunjukkan bahwa saya harus bertanggung jawab terhadap diri saya sendiri, kepada tubuh dan hukum-hukum agama. Jika sudah menstruasi berarti ada aturan-aturan baru yang harus dipatuhi dan melewati masa pubertas. Karena dengan datangnya haid, seorang perempuan pun harus siap dengan kodrat selanjutnya, yaitu hamil, melahirkan dan menyusui.

Bicara masalah haid atau menstruasi, beberapa hari lalu (27/05)saya mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Psikologi Klinis (IPK) dan Mudipharma Indonesia beserta Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dari Kementerian Kesehatan dalam rangka menyambut Hari Kebersihan Menstruasi dunia atau bahasa globalnya di sebut Menstrual Hygiene Day yang diperingati setiap tanggal 28 Mei, yang merujuk pada kebiasaan atau siklus haid pada perempuan setiap bulannya, yakni 28 hari.

Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman perempuan mengenai pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) terutama kepada remaja-remaja yang baru pertama kali mengalami menstruasi. Informasi mengenai masalah menstruasi ini juga penting diketahui oleh semua orang, tidak perempuan saja. Akan tetapi laki-laki pun wajib mengetahui hal ini.

Fakta berdasarkan paparan yang disampaikan oleh narasumber dalam webinar hari itu, dr. Dwi Oktavia, TLH, M.Epid (Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta) juga Prof. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH (POGI), 1 dari 4 anak di Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi tentang menstruasi, sebagian bahkan tidak mengetahui bahwa menstruasi itu awal mula atau sebagai tanda fisik perempuan yang bisa hamil. Tidak banyak anak perempuan Indonesia yang paham apa yang seharusnya dilakukan saat menstruasi.

Oleh sebab itu kita semua diajak untuk mengingatkan dan meningkatkan kesadaran perempuan akan pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi.

Apa itu Manajemen Kebersihan Menstrusi (MKM)?

  • MKM adalah pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi.
  • Perempuan hrus dapat menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti sesering mungkin selama periode menstruasi.
  • Perempuan harus memiliki akses untuk pembuangannya, serta dapat mengakses toilet, sabun, dan air untuk membersihkan diri dalam kondisi nyaman dengan privasi yang terjaga.

Jika MKM ini tidak dikelola dengan baik, akibatnya akan ada masalah kesehatan yang terjadi pada perempuan di masa menstruasi, seperti keputihan, gatal-gatal di vagina, iritasi vagina, bau tak sedap vagina, atau yang lebih buruk lagi seperti infeksi saluran reproduksi, infeksi saluran kemih, infeksi jamur dan resiko kanker serviks.

Dari yang disampaikan oleh Prof. Dwiana, ada beberapa cara menjaga kebersihkan dan kesehatan pada saat menstruasi:

  • Cuci bersih pembalut yang sudah dipakai lalu masukkan atau bungkus ke dalam kantong plastik.
  • Buang pembalut yang sudah dipakai dan dibungkus ke tempat sampah yang disediakan. Biasanya ada kotak sampah khusus untuk sampah bekas pembalut di tempat-tempat umum, tujuannya agar bau dari pembalut tidak keluar.
  • Apabila menggunakan pembalut cuci ulang (reuse), cuci bersih pembalut sampai benar-benar bersih setelah digunakan. Gunanya tentu saja untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada pembalut reuse ini.
  • Sebaiknya mengganti pembalut setiap 4-5 jam sekali.
  • Mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan dan kesegaran tubuh.
  • Selalu cuci tangan pakai sabun dan air sebelum maupun sesudah mengganti pembalut.

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah penggunaan air bersih yang mengalir untuk membersihkan di area kewanitaan (vagina). Bersihkan vagina dari arah depan ke belakang. Bila menggunakan cairan pembersih, sebisa mungkin yang sesuai dengan pH normal vagina.

Idealnya pH yang digunakan adalah 3,5-4,5 pH seperti pada Betadine Feminine Wash yang mempunyai beberapa rangkaian, daily protection untuk penggunaan sehari-hari, red days untuk melindungi area kewanitaan saat menstruasi dari infeksi kewanitaan (keputihan, iritasi ringan, bau tak sedap dan gatal), dan injection yang digunakan jika terjadi risiko infeksi berlebih. Namun penggunaannya harus dikonsultasikan dulu dengan tenaga kesehatan.

Produk cairan pembersih area kewanitaan Betadine Feminine Wash ini bisa dibeli di Betadine Official Store di Tokopedia atau Shopee.


Manajemen Kebersihan Menstruasi ini penting dipahami untuk menghindari terjadinya vaginitis pada miss V seperti di bawah ini; *infografis dari Prof. Dwiana.






Peran Ibu untuk Edukasi Anak Perempuan tentang Sehat dan Bersih Saat Menstruasi.

Dalam webinar hari itu dihadiri pula seorang Psikolog, Anna Surti Ariani, yang membahas tentang peran ibu dalam mengedukasi anak perempuan tentang sehat dan bersih saat menstruasi. Ibu adalah sekolah pertama bagi anak, seharusnya informasi-informasi krusial yang berhubungan dengan alat reproduksi.

Fakta-fakta tentang kurangnya pengetahuan tentang menstruasi ini masih sangat buruk, seperti yang disampaikan pembicara sebelumnya, di Indonesia masih banyak anak perempuang yang tidak menerima informasi tentang menstruasi sebelum menarche (haid pertama kali).

Mengapa di Indonesia informasi tentang menstruasi ini masih dinilai kurang dan sulit dilakukan Ibu terhadap anak perempuan?
Sebagian orang menganggap, membicarakan tentang menstruasi ini dinilai tabu atau sedikit memalukan. Padahal ini adalah masalah utama yang harus dihadapi seorang perempuan dalam kehidupannya. Selain itu, banyak pula Ibu-ibu yang anaknya mulai remaja kurang berpengalaman dan kurang pengetahuan untuk bicara menstruasi, bingung pula harus memulainya dari mana jika anak tidak bertanya langsung. Dan di jaman yang serba teknologi seperti sekarang ini, banyak anak yang meragukan kemampuan seorang Ibu untuk menjelaskan menstruasi. Apalagi jika pendidikan si Ibu dinilai rendah, seperti hanya lulusan SD atau SMP, yang banyak terjadi di daerah-daerah.

Tidak usah jauh-jauh berdasarkan pengalaman yang terjadi saat saya remaja dulu, saya sendiri mengakui, untuk bertanya tentang menstruasi itu terasa kaku sekali, Ibu yang memang belum bisa menjelaskan dengan benar. Sehingga, informasi menstruasi ini lebih banyak didapatkan dari teman atau saudara yang lebih tua, guru di sekolah atau sales pembalut yang mendatangi ke sekolah-sekolah. Atau melalui media lainnya. Saat ini tentu saja anak-anak tidak merasa kesulitan mendapatkan informasi tentang menstruasi melalui internet.

Tapi tentu tak ada salahnya jika sebagai perempuan dewasa, yang nantinya akan menjadi seorang ibu, yang menjadi sumber informasi harus memenuhi diri dengan banyak informasi-informasi penting tentang ini. 

Menurut Ibu Anna, ada plus-minus yang mempengaruhi psikolog anak jika masalah menstruasi ini tidak dibicarakan secara baik antara Ibu dan Anak. Minusnya emosi negatif, ketidaksiapan mental, dan salah paham akan dirasakan oleh anak perempuan. Plusnya, kesehatan reproduksi remaja lebih baik, menunda hubungan seksual pertama, mengurangi risiko masalah kesehatan metnal terkait seksualitas dan relasi ibu dan anak menjadi lebih dekat.

Lalu bagaimana caranya membicarakan menstruasi dari ibu ke anak?
Berikut 7 Tips Bicara Menstruasi yang dibagikan Ibu Anna yang berkaitan dengan psikolog anak.

  1. Ingat, Ibu = Paling Diharapkan
    Ibu adalah sumber informasi pertama tentang informasi yang diharapkan anak perempuan. Sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi seorang ibu (jika belum menjadi ibu) harus membekali diri dan memiliki pemahaman yang tepat tentang informasi. Harus tau mana yang mitos dan mana yang fakta.
    Seorang Ibu juga harus membekali diri bagaimana caranya berkomunikasi dengan anak.

  2. Bicara Menstruasi Tidak Tabu
    Membicarakan masalah menstruasi sejak dini bukanlah tabu, penting untuk diketahui karena bisa meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan sebagai generasi penerus bangsa.

  3. Lakukan Berulang Kali
    Topik tentang menstruasi tidak bisa dilakukan hanya sekali, lakukan berulang kali dan sesuaikan dengan usia anak dan waktu yang tepat.

  4. Bersikap Positif
    Menjadi seorang Ibu memang tidak dituntuk untuk menjadi sempurna, tapi bisa setidaknya bisa bersikap secara positif saat sedang membicarakan topik-topik sensitif seperti isu-isu pubertas, menstruasi dan lainnya.

  5. Banyak Bertanya dan Berdiskusi
    Komunikasi 2 arah, seorang Ibu bisa bersikap bijak dengan tidak hanya menceramahi atau menasehati. Mendengarkan dan bertanya adalah pilihan yang tepat. Tidak selalu mengajarkan, tapi berbagi pengalaman sesuai apa yang sudah dialami. Jika ternyata belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dari si anak, bisa  jeda sejenak untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

  6. Jelaskan Secara Kongkrit
    Gunakan gambar anatomi tubuh sederhana sembari menjelaskan, tunjukkan pembalut dan cara menggunakannya.

  7. Jelaskan Juga Kepada Anak Laki-laki.
    Nah, ini juga penting, informasi tentang menstruasi tidak hanya dibutuhkan oleh anak perempuan saja, namun anak laki-laki juga wajib tau. Tujuannya agar anak laki-laki dapat menghargai dan memahami apa yang sedang terjadi pada perempuan.
    Hal ini untuk mengurasi bully-an yang mempermalukan anak perempuan saat sedang menstruasi, diharapkan anak laki-laki bisa membantu (jika anak perempuan mengalami 'bocor' saat menstruasi.
Jika ada Ibu-Ibu yang membutuhkan booklet tentang menstruasi dari Betadine Feminine Wash, silahkan tinggalkan komentar ya. Nanti InsyaAllah saya bagikan filenya.

24 comments:

  1. Peran ibu penting sekali ya untuk mengedukasi anak-anaknya tentang pubertas termasuk menstruasi. Pasti memang anak-anak lebih senang dan nyaman kalau ibunya yang memberitau pertama kali tentang menstruasi..

    ReplyDelete
  2. Ibulah yang memang berperan penting dalam mengedukasikan tentang menstruasi kepada anak perempuannya jangan sampai bertanya kepada temannya atau lewat internet ya

    ReplyDelete
  3. Laily Fitriani6 June 2021 at 17:26

    Beneran Mbak, peran Ibu sangat besar untuk hal menstruasi ini agar ananda memahami dan paham serta mempraktikkan MKM ini ya?

    ReplyDelete
  4. ternyata kalau manajemen kebersihan menstruasi buruk bisa menimbulkan banyak penyakit. jadi harus berhati-hati dan menjaga diri selama masa menstruasi.

    ReplyDelete
  5. Insightfull banget ya materinya. Jadi makin semangat untuk membagikan ilmu dan mengedukasi teman-teman agar lebih peduli pentingnya mengajarkan anak tentang apa itu menstruasi dan menjaga kebersihan saat menstruasi.

    ReplyDelete
  6. luar biasa memang materinya nih lengkap bgt, jadi bikin kita lbh aware sama kesehatan dan kebersihan organ reproduksi ya :)

    btw, follback ya kak :)

    ReplyDelete
  7. Peran Ibu memang sangat penting untuk edukasi anak perempuan maupun anak laki-laki tentang menstruasi

    ReplyDelete
  8. Peran ibu sekrusial itu ya mbak, jangan sampai deh anak2 taunya dari luar, anak harus pertama tau dari kita jadi bisa diarahkan

    ReplyDelete
  9. Acara ini bermanfaat bagi para perempuan dan semua yang peduli pada kbersihan dan kesehatan perempuan. Sebagai perempuan dan calon ibu pengetahuan soal kesehatan reproduksi sangat diperlukan. Apalagi Menstrual Hygiene Day ini juga mengingatkan perempuan untuk senantiasanya menjaga kesehatan dan kebersihan

    ReplyDelete
  10. Seneng sekali ya mba bisa ikut hadir di Zoominar ini, selain banyak ilmu yg didapatkan, kitapun jadi semakin tahu tentang pentingnya edukasi masalah Menstruasi.

    ReplyDelete
  11. Wah, kita banyak samanya nih Mbak. Dapetnya dulu aku juga pas SMP. Antara seneng karena akhirnya bisa sama kayak kebanyakan temen-temen perempuanku yang sudah dapat. Artinya aku normal. Tapi berasa khawatir juga pas dapat pertama kali. Soalnya pengetahuanku masih awam banget tentang menstruasi saat itu.

    ReplyDelete
  12. Senang sekali bisa ikut webinar ini, banyak hal yang tidak saya ketahui. Saya semasa gadis dulu juga memiliki pemahaman kalau ganti pembalut itu 2 hari sekali atau saat bocor. Saat tanya mamah, ternyata harus sering-sering ganti. Nah, tepat kan 😄

    ReplyDelete
  13. Ibu memang punya peranan penting ya mba dalam memberikan edukasi tentang menstruasi

    ReplyDelete
  14. penting banget ya mbak untuk melakukan manajemen kebersihan menstruasi ini
    karena berkaitan dengan menjaga kesehatan reproduksi

    ReplyDelete
  15. Dulu awal awal mens itu antara sebel karena sakit dan takut juga sih, karena aku termasuk lambat dibanding temen temen lainnya.

    ReplyDelete
  16. Waah ternyata kalau manajemen menstruasi buruk bisa menimbulkan penyakit ya kak. Serem banget.
    Wajib tau nih semua perempuan tentang edukasi bersih dan sehat saat menstruasi

    ReplyDelete
  17. Jujur jadi dapat ilmu baru dan momen aha kok aku baru tahu ya. Zoominar yang keren membahas hal-hal yang terkesan tabu padahal perlu banget untuk dibahas

    ReplyDelete
  18. Setelah ikut webinar kemarin banyak juga informasi yang belum diketahui terutama mengganti pembalut harus 4 jam sekali

    ReplyDelete
  19. Masa menarke saya dulu sama seperti mama saya dan mba Mel yaitu SMP.
    Memang beberapa teman waktu SD ada yang sudah haid duluan, waktu kelas 6. Akhirnya saya suka nanya ke mereka tentang menarke karena penasaran.

    ReplyDelete
  20. Menejemen Kebersihan walo ga menstruasi juga hrs selslu dijaga y kak bermanfaat ilmu nya

    ReplyDelete
  21. Kalo aku dulu pas pertama menstruasi tuh bahagia sih iya, tapi malah jadi malu buat cerita. Akhirnya beberapa hari pertama diem gak cerita sama siapapun. Abis itu baru deh cerita sama sodara.

    ReplyDelete
  22. Aku pernah ngalamin vaginismus dan pakai vaginal douche yg kaya selang itu, saat masih gadis pula hiks... dan itu mmg nggak mengenakan. Tapi sayangnya aku ngga cerita sama ibu, takut :(

    ReplyDelete
  23. Semoga Jadi semakin banyakyang memahami hal ini. Beruntung diingatkan lagi tentang pentingnya menjaga kebersihan miss v saat menstruasi ya ka. Selama ini sempt dilema juga saat ingin memakai sabun khusus miss v. Alhamdlillaah sekrang tercerahkan.

    ReplyDelete
  24. Lengkap banget pembahasan nya, Ibu mmg sosok terdepan utk materi menstruasi ini ya mb, jadi penting banget Ibu membekali diri dengan informasi ini ya mb

    ReplyDelete

Terima Kasih - @melfeyadin