Sunday 17 November 2019

Cara Menikmati Wedang Ronde Sederhana Dari Sari Jahe Alami

Seminggu yang lalu saya ngetrip ke Dieng, salah satu destinasi wisata yang menjadi favorit banyak orang. Perjalanan ke sana itu lumayan jauh banget ternyata, jarak tempuh waktunya sama kayak saya mudik ke Lampung. Dan bisa dibilang lebih jauh dari Lampung, sih. Perkiraan waktu yang diinformasikan oleh pic dalam tour hari itu menurutnya kira-kira 9-13 jam lamanya. Sementara jika saya ke Lampung waktu yang dibutuhkan hanya 7-8 jam saja.

Jahe. Foto dr Herbadrink
Kami berangkat dari meeting poin di Plaza Festival di Kuningan pukul 9 malam, molor satu jam dari yang seharusnya dijadwalkan, yaitu pukul 8 malam. Setibanya di Dieng, hari sudah siang, kalau nggak salah jam 10 lewat. Padahal dari rundown yang dibuat, jam 10 itu peserta trip sudah diajak untuk berkeliling mengunjungi beberapa lokasi wisata yang selalu menjadi tujuan wisata Dieng. Salah satunya ke Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Namun, perjalanan darat memang tidak bisa diprediksi, apalagi waktunya adalah weekend, situasi jalanan lebih banyak macetnya dari pada lancarnya. Alhasil sampainya juga telat.
Plus, setibanya kami di Dieng, ternyata di sana hujan, otomatis apa yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi Dieng yang berkabut tebal dan dingin, nggak mungkin memaksa kami untuk keluar dari homestay. Karena rasanya, dengan cuaca Dieng yang seperti itu, lebih nikmat meringkuk di dalam kamar berselimutkan kain tebal sambil tidur dan mendengarkan musik untuk melepas kantuk dari perjalanan panjang dari Jakarta ke Dieng.

Tapi, sayang banget, kan? Jauh-jauh ke Dieng cuma tiduran doank? Jadinya walau rasanya kaki enggan menapak jalanan yang basah oleh bekas deraian rintik hujan siang itu. Kami peserta trip Dieng bergegas untuk bersiap-siap. Mandi dan sarapan sekalian makan siang. Karena di perjalanan nggak sempat sarapan, karena melewati hutan Cemara di Kajen.

Batu Ratapan Angin
Mandi di Dieng? Mungkin kegiatan ini menjadi asing bagi saya selama di Dieng. Suhu udara yang hanya 9-14 derajat celcius benar-benar membuat badan mengkerut jika menyentuh air. Dingin banget, sedingin es! Selama di sana rasanya saya ingin makan dan minum yang hangat-hangat terus. Salah satunya minuman khas daerah dingin yaitu Wedang Ronde yang banyak dijual di sekitar homestay tempat kami menginap. Kalau di Bogor banyak dijual Sekoteng, minuman khas yang sebenarnya berasal dari Jawa Tengah yang terbuat dari air Jahe dan dicampur dengan kacang, roti dan lainnya.

Sedangkan Wedang Ronde ini saya jarang menemukannya di Bogor, jadi sewaktu menikmati hidangan minuman ini di Dieng, saya lumayan kaget, karena rasanya berbeda dengan yang sering saya minum di Yogyakarta. Di Dieng rasanya manis sekali. Dan kalau menurut Wikipedia, Ronde sendiri adalah makanan tradisional China dengan nama asli Tangyuan. Ronde terbuat dari Tepung Ketan yang disajikan dengan kuah manis.

Bukit Sikunir Dieng
Masuk ke Indonesia tepatnya di Semarang yang banyak sekali warga keturunan China-nya, Ronde beradaptasi dengan budaya Jawa. Ronde dinikmati dengan kuah panas manis yang sudah dicampur dengan air Jahe. Dicampur juga dengan isian seperti Sekoteng, ada kacang tanah sangrai, irisan roti, dan kolang kaling.

Saya bertanya-tanya, apa yang membuat warga Dieng betah dengan suhu udara yang selalu dingin seperti itu, bagaimana cara mereka membuat pertahanan diri dari serbuan dingin setiap hari? Karena dua hari saja saya di sana rasanya sudah nggak kuat. Sekembalinya dari Dieng, saya sakit. Tapi sakitnya ini efek dari gigi saya yang bermasakah karena keseringan minum panas. Nggak tau kenapa, baru kali ini saya punya masalah gigi.

Wedang Ronde Dieng
Tapi besar kemungkinan karena perubahan suhu udara yang ekstrim buat saya. Dan Wedang Ronde yang saya minum selama di Dieng. Tau nggak, kalau sebagian yang terkenal dari orang suku Jawa itu adalah mereka suka yang manis-manis.Termasuk Wedang Ronde yang saya minum kemarin. Manisnya Masya Allah, beneran manis. Bikin sakit gigi, hehe.

Tapi dari pengalaman di Dieng kemarin itu saya jadi tau, selain baju hangat tebal, Wedang Ronde inilah yang membuat mereka kuat bisa bertahan dari sergapan cuaca dingin sepanjang musim. Apalagi menurut mereka, Dieng itu akan terasa lebih dingin bila musim kemarau, yang konon akan ada embun es saking dinginnya. 

Sebagai herbal alami, Jahe memang terkenal ampuh sebagai penghangat tubuh. Rasa pedas (Zat Gingerol) yang terdapat dalam kandungan Jahe efektif membantu menghangatkan tubuh sehingga seringkali dijadikan minuman di kala hujan. Jadi nggak heran kalau warga Dieng yang notabene tinggal di dataran tinggi, yang super dingin,  menjadikan Sari Jahe sebagai penghangat tubuh di setiap kesempatan.

Nah, balik lagi soal ngomongin saya sakit gigi karena terlalu banyak makan dan minum yang panas-panas plus manis selama di Dieng. Sesampainya di Bogor saya justru semakin sakit, badan meriang tapi kangen banget sama Wedang Ronde yang saya nikmati di Dieng kemarin itu. Cuma, saya nggak mau manis-manis banget. Tapi nggak ada yang jual Wedang Ronde di sekitar kosan.

Nggak mau hilang akal, saya pergi ke minimarket terdekat mencari Sari Jahe Herbadrink yang menjadi andalan kalau lagi ingin minum Jahe, karena tinggal seduh, bersih dan tanpa endapan. Praktis banget karena diproduksi dengan teknologi tinggi. Pilihan ini juga karena saya suka banget sama produk Herbadrink yang punya banyak varian rasa selain Sari Jahe. Di kosan sebenarnya saya punya stok rasa Beras Kencur dan Temulawak, Sari Jahe dan Kunyit Asam. Tapi dua rasa terakhir stoknya habis.

Saya coba buat Wedang Ronde sendiri di kosan dari Sari Jahe Herbadrink. Caranya cukup mudah, karena bahan-bahannya mudah didapatkan. Ronde-nya saya cari resep di google yang ternyata cukup gampang cara membuatnya.

Jadinya seperti inilah hasilnya, Wedang Ronde sederhana dari Sari Jahe Alami Herbadrink.

6 comments:

  1. Wah pemandangannya bagus sekali Mbak, jadi ingin segera liburan juga nih hehe.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih banyak sudah berbagi informasi yang sangat bermanfaat ini Mbak.

    ReplyDelete
  3. Dari dulu Herbadrink ini memang andalan ya Mbak, kemasannya yang praktis sangat memudahkan.

    ReplyDelete
  4. Saya juga suka banget nih Mbak mengkonsumsi Herbadrink ini, saya paling suka yang varian sari jahe.

    ReplyDelete
  5. Wah praktis banget ya Mbak, wajib nyobain juga nih hehe.

    ReplyDelete
  6. Wah ini aku jadi dapet resep segar dan enak...

    ReplyDelete

Terima Kasih - @melfeyadin